Senin, 20 April 2009 | 15:16 WIB
TEMPO Interaktif, Singapura: Singapura Rajaratnam School of International Studies dan Australian Strategic Policy Institute melansir studi terbaru tentang aktivitas kelompok militan di Asia Tenggara. Mereka menemukan bahwa kelompok radikal itu beroperasi dengan canggih. Antara lain menggunakan Internet untuk menyebarkan ide-ide radikal, merekrut dan melatih pendukungnya.
Internet berperan sebagai alat pelatihan dan rekrutmen yang semakin berkembang. Fakta ini, kata studi itu, dapat menjadi ancaman bagi keamanan regional. "Badan keamanan mungkin mendeteksi bom manual, tetapi melewatkan proses radikalisasi yang menghasilkan pembom bunuh diri,” Seterusnya.....
Internet berperan sebagai alat pelatihan dan rekrutmen yang semakin berkembang. Fakta ini, kata studi itu, dapat menjadi ancaman bagi keamanan regional. "Badan keamanan mungkin mendeteksi bom manual, tetapi melewatkan proses radikalisasi yang menghasilkan pembom bunuh diri,” Seterusnya.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar