Sabtu, 18 Juli 2009

Bukti Intelijen Lemah

Bukti Intelijen Lemah
Ledakan di Hotel Marriott menghancurkan kaca-kaca gedung.

Jumat, 17 Juli 2009 | 15:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Peristiwa ledakan bom yang terjadi di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, membuktikan lemahnya kinerja aparat intelijen. "Mungkin, petugas intelijen kita sibuk mengurusi pemilu sehingga kinerjanya menjadi lemah," kata pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Syamsudin Haris, di Jakarta, Jumat (17/7).

Menurut Syamsudin, lemahnya kinerja aparat intelijen di Indonesia itu hampir menyeluruh, baik dari Badan Intelijen Negara (BIN), maupun Polri. Hal itu dapat terlihat dari belum mampunya petugas intelijen mendeteksi kemungkinan adanya tindakan terorisme, seperti yang terjadi di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton itu.

Mungkin, kata Syamsudin, aparat intelijen dikonsentrasikan sepenuhnya dalam mengamankan proses pemilu presiden sehingga pemantauan terhadap kemungkinan aksi terorisme menjadi lemah. Demikian juga dengan petugas kepolisian. "Mungkin karena pimpinan Polri lebih sibuk mengurusi KPK," katanya.

Menurut dia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono perlu mengambil langkah perbaikan kinerja di jajaran aparat intelijen, termasuk mengganti Kepala BIN. Pergantian Kepala BIN itu salah satu solusi dalam memperbaiki kinerja petugas intelijen.

"Peristiwa (bom di dua hotel) itu menjadi bukti bahwa Kepala BIN tidak mampu (menjalankan tugasnya)," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar