Sejumlah bangunan dan sebuah kantor polisi dikabarkan mendapat serangan. Serangan terhadap kantor polisi juga terjadi di Wudil, sekitar 20 kilometer dari Kano, kota terbesar di Nigeria Utara. Kondisi keamanan juga dikabarkan memburuk di kawasan dataran tinggi di selatan Bauchi, di mana tahun lalu ratusan orang tewas akibat bentrokan antara warga Muslim dan Kristen. Para pengikut Mohammad Yusuf dikenal dengan sebutan Boko Haram yang artinya "Pendidikan terlarang".
Kantor berita AFP melaporkan, jenazah Yusuf yang penuh lubang peluru ditayangkan di televisi. Pasukan keamanan Nigeria terkenal dengan reputasi buruk dalam melakukan tindakan brutal dan berbagai kelompok hak asasi manusia menuduh mereka sering melakukan pembunuhan sewenang-wenang.
Seorang wartawan Associated Press (AP) yang menyaksikan serbuan di masjid di Maiduguri itu menghitung sekitar 50 mayat terdapat di dalam gedung, dan 50 lainnya di halaman. Serbuan itu dilakukan pada Rabu (29/7) malam waktu setempat, setelah selama beberapa malam sebelumnya berlangsung pembantaian di utara kota Maiduguri. Sekitar 700 orang tewas di kota Maiduguri, Nigeria utara, setelah berlangsung bentrokan antara polisi dan sebuah kelompok garis keras Islam.
Kelompok tersebut tidak memiliki nama tertentu untuk menyebut dirinya, hanya banyak nama yang dikait-kaitkan dengan kelompok tersebut oleh warga setempat. Boko Haram berarti "pendidikan Barat adalah dosa". Sejatinya, penamaan ini pun bentuk julukan lain yang dipergunakan warga setempat untuk menyebut kelompok tersebut. Namun, meski nama mereka tidak jelas, misi mereka tampak cukup jelas yakni menumbangkan negara Nigeria, menerapkan interpretasi ekstrem atas hukum Islam dan menghapuskan praktik yang mereka sebut "pendidikan gaya Barat".
Berpendidikan tinggi
Pemimpin kelompok tersebut, Mohammed Yusuf, mengatakan pendidikan Barat "menyia-nyiakan keimanan kepada Tuhan yang Esa". "Ada penceramah islam terkemuka yang telah menyaksikan dan memahami bahwa pendidikan gaya Barat dicampuradukkan dengan masalah-masalah yang bertentangan dengan iman kami dalam Islam," kata Yusuf.
"Seperti hujan. Kami yakin (hujan) itu ciptaaan Tuhan bukan penguapan yang ditimbulkan oleh matahari yang mengalami kondensasi dan menjadi hujan," tambahnya. "Seperti menyatakan dunia itu bulat. Jika itu bertentangan dengan ajaran Allah, kami menolaknya. Kami juga menolak teori Darwin," ujarnya.
Yusuf sendiri adalah sosok penuh teka-teki. Dia diyakini berusia pertengahan tiga puluhan, dan para analis mengatakan, dia sangat kaya dan berpendidikan tinggi. "Dia sarjana dan sangat mahir berbahasa Inggris," kata cendekiawan Nigeria Hussain Zakaria. "Dia hidup mewah - orang mengatakan dia mengendari Mercedes Benz. Dan, dia sangat terdidik dalam konteks Barat," ujarnya.
'Sudah diperkirakan'
Meski kerahasian menyelimuti kelompok Nigeria ini, banyak orang di Nigeria mengatakan, serangan-serangan tidak mengejutkan. Mannir Dan Ali, wartawan koran Trust di Abuja, mengatakan, sebuah insiden kecil terjadi awal Juni. Jadilah, peristiwa itu memicu serangkaian pernyataan dari kelompok tersebut yang mengancam akan membalas. "Seluruh situasi ini tampaknya kelalaian intelijen, kelalaian aparat keamanan untuk bertindak sebelum masalah mencapai titik yang tercapai sekarang," kata Ali. "Kami secara harafiah bisa melihat itu terjadi beberapa pekan lalu," katanya. Aparat keamanan dikecam di mana-mana atas sikap yang dipandang sebagai bentuk kesembronoan dalam memantau kelompok tersebut.
Anggota Boko Haram umumnya berasal dari kalangan pemuda patah arang, termasuk mahasiswa dan sarjana pengangguran. Amenu Abu Bakka, wartawan yang meliput kawasan untuk kantor berita AFP, mengatakan, banyak orang yakin aparat berwenang enggan untuk menangani orang-orang militan, sebab sebagian dari mereka berasal dari keluarga kaya yang memiliki hubungan dengan pejabat pemerintahan. "Orang-orang yakin pemerintah tidak ingin menindak orang-orang ini, sebab orang tua mereka akan marah," tambahnya. Kini, (kelompok) ini menjadi monster, pemerintah telah menyadari telah membuat kekeliruan dan lebih dini mereka menangani orang-orang ini, lebih baik," kata Abu Bakka.
Dukungan 'menyusut'
Perselisihan tetap mengemuka soal seberapa besar ancaman yang ditimbulkan kelompok ini, dan cara menanganginya.Juru bicara kementerian penerangan Sunday Dare menyatakan, dukungan bagi orang-orang militan tersebut menyusut."Kami hidup di negara tempat orang cukup terpelajar dan saya rasa rasa masyarakat senang untuk mengambil keputusan mereka mengenai pendidikan Barat, atau lainnya dan bagaimana itu melunturkan nilai-nilai mereka," katanya."Saya tidak melihat barisan mereka membesar," tambahnya.
Sementara itu, Patrick Wilmot, mantan dosen di sebuah perguruan tinggi di Jos, mengatakan, arus utama warga Muslim memandang orang-orang yang dijuluki Taliban itu "sinting"."Mereka tidak perlu dianggap seserius itu, mereka hanya perlu dipantau," tambah Wilmot.
Wartawan BBC Caroline Duffield di Lagos mengatakan, anggota kelompok tersebut memisahkan diri dari warga masyarakat lain. Dia mengatakan, pernah terjadi insiden-insiden warga lokal mencegah mereka menggelar pertemuan di masjid dan tidak banyak warga masyarakat mendukung pandangan mereka.Namun, merebaknya tindak kekerasan memicu kekhawatiran nyata di seluruh Nigeria.
Lebih dari 100 orang terbunuh, sementara gelombang kerusuhan menyebar dari kota Buchi pada Minggu ke negara bagian Borno, Yobe dan Kano pada hari berikutnya. Ironisnya, tidak seorang pun tahu seberapa besar ancaman yang ditimbulkan oleh mereka yang dijuluki Taliban, seberapa besar jumlah anggotanya, atau apa langkah berikutnya yang mereka mungkin tempuh.
Syariah Islam diberlakukan di seluruh kawasan utara Nigeria, namun tak ada catatan aksi kekerasan yang terkait Al Qaeda terjadi di Nigeria. Dari 150 juta warga Nigeria jumlah pemeluk Islam dan Kristen hampir sama banyaknya. Kedua kelompok ini secara umum hidup damai berdampingan, meski di beberapa kawasan kerap muncul aksi kekerasan.
Artikel terkait :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar